hadis tentang lingkungan pendidikan
Dalamhadist yang di riwayatkan oleh Ahmad yaitu : "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu." (HR. Ahmad ).
Untukitu berikut ini tafsir ayat-ayat al-Quran tentang pendidikan. Artinya: 1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah 4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
3 Buku Pendidikan karakter (2010) karangan Abdulloh Muni adalah buku yang berisi tentang keberhasilan dalam mendidik karakter anak yang dimulai sejak usia dini diman ausia dini merupakan usia keemasan maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya, untuk menciptakan Generasi Emas, generasi yang memiliki karakter , memiliki kecerdasan intelektual, Emosional dan spiritual. mencangkup tentang
pendidikanpertama di Sekolah Dasar Negeri I (SDN I) Negeri Katon Lampung Timur, tamat pada tahun 2005, kemudian berhenti 2 tahun, 1 tahun di Pondok Lampung di jurusan Tafsir Hadis prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ayat-ayat al-Qur‟an Tentang Lingkungan Hidup .. 43 2. Kedudukan dan Fungsi Ayat-ayat Tentang Lingkungan Hidup
A Hadits tentang Pendidikan Keluarga. Pendidikan keluarga mencakup seluruh aspek dan melibatkan semua anggota keluarga, mulai dari bapak, ibu dan anak-anak. Namun yang lebih penting adalah pendidikan itu wajib diberikan orang tua (orang dewasa) kepada anak-anaknya. Anak bukanlah sekedar yang terlahir dari tulang sulbi, atau anak cucu keturunan
Schön Dass Ich Dich Kennenlernen Durfte Sprüche. › Humaniora›Unicef dan Kemenag Luncurkan... Selain harus hadir untuk melindungi anak-anak korban kekerasan, negara juga harus berperan aktif dalam pencegahan kekerasan anak. Oleh SONYA HELLEN SINOMBOR 4 menit baca DOKUMENTASI/UNICEF INDONESIAIlustrasi kegiatan KOMPAS — Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak atau Unicef dan Kementerian Agama, Sabtu 10/6/2023, meluncurkan buku yang membahas tentang hak-hak anak dan pandangan Islam terhadap perlindungan anak. Buku ini diharapkan menumbuhkan pemahaman dan kesadaran yang lebih mendalam di kalangan tokoh agama, ulama, dan masyarakat luas tentang kewajiban bersama untuk menjaga dan memenuhi hak-hak anak berdasarkan ajaran yang berjudul Hak dan Perlindungan Anak dalam Islam Pandangan Islam tentang Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Tindakan-tindakan Berbahaya diluncurkan pada acara Islamic Fest 2023 yang berlangsung di Jakarta. Selain dihadiri Menteri Agama Yaqut Cholil dan perwakilan Unicef di Indonesia, Maniza Zaman. Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah pemuka agama, pejabat, serta pemangku kepentingan lain dari seluruh Indonesia. Buku tersebut memuat sejumlah pesan tentang pentingnya memenuhi hak anak berupa perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan praktik-praktik berbahaya dengan mengambil contoh-contoh yang bersumber dari Al Quran dan hadis. Selain itu, buku tersebut juga mengupas peran orangtua, pemuka agama, dan masyarakat dalam perlindungan juga Kementerian Agama Diminta Membuat Aturan Pencegahan Kekerasan SeksualBuku yang akan dibagikan kepada pemuka agama Islam dan lembaga-lembaga Islam maupun pihak lainnya ini terjemahan dari buku aslinya yang dalam bahasa Arab yang diterbitkan Universitas Al-Azhar di Mesir. Buku tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Unicef dan Unicef Indonesia Maniza Zaman,Maniza Zaman dalam sambutannya berharap buku tersebut akan menjadi sumber rujukan yang bermanfaat bagi sekolah-sekolah, pemuka masyarakat, guru, dan orangtua, serta menginspirasi dan memperkuat komitmen untuk melindungi dan memberikan pengasuhan terbaik untuk anak.”Unicef menyadari peran penting dari para cendekiawan, pemimpin, dan lembaga agama sebagai penyeru, pendidik, dan agen perubahan,” kata Indonesia, seperti di banyak belahan dunia lainnya, para pemuka dan organisasi agama memiliki berperan dan berpengaruh sangat besar pada tatanan sosial dan budaya masyarakat. Mereka berperan sebagai suar pemandu, membentuk opini dan norma publik, dan berkontribusi pada perumusan kebijakan di berbagai tingkat kebijakan yang dikeluarkan Kemenag benar-benar memprioritaskan hak-hak anak serta melindungi anak dari tindak kekerasan dan praktik berbahaya lainnya.”Menyadari peran penting ini, Unicef di Indonesia telah memulai kemitraan strategis dengan sektor agama yang bertujuan untuk memenuhi hak-hak anak, meliputi bidang-bidang vital di bidang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan,” ujar berkeyakinan, menggabungkan kekuatan dan bekerja sama dengan para pemuka agama, termasuk ulama, kiai, dan para cendekia akan dapat menyelamatkan dan mengubah hidup jutaan orang di anak dari kekerasanHarapan yang sama juga disampaikan Menteri Agama. Selain menjadikan buku tersebut sebagai sumber rujukan bagi para pembuat kebijakan di lingkungan Kemenag, Yaqut Cholil juga memastikan bahwa setiap kebijakan yang dikeluarkan Kemenag benar-benar memprioritaskan hak-hak anak serta melindungi anak dari tindak kekerasan dan praktik berbahaya Agama Yaqut Cholil Qoumas ”Kemenag berkomitmen membuat kebijakan yang menyertakan perlindungan anak dan prinsip-prinsip hak anak,” ujar Yaqut tersebut akan diwujudkan melalui kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait, seperti Kementerian Kesehatan dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN.Kemenag juga akan mendukung beragam program nasional, termasuk program penurunan tengkes, penurunan angka perkawinan anak, dan program untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif di madrasah, pesantren, serta lembaga pendidikan itu, setelah diluncurkan, buku tersebut akan dibagikan kepada lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam di Indonesia agar menjadi rujukan bagi staf pengajar agar dapat mengintegrasikan topik hak-hak anak ke dalam mata kuliah yang terkait, seperti hak asasi manusia, hukum keluarga Islam, dan juga Jangan Berhenti di Laporan, Pencegahan Perkawinan Anak Harus dari DesaSelain itu, Yaqut Cholil juga berharap buku tersebut dapat digunakan untuk pengembangan kapasitas oleh organisasi-organisasi berbasis agama guna memperdalam pemahaman tentang hak-hak anak dan memperkuat peran organisasi sebagai aktor dalam advokasi perlindungan GANDHAWANGIKampanye perlindungan anak di dunia maya dilakukan sejumlah lembaga pemerhati anak di Alun-alun Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Minggu 26/2/2023. Buku Hak dan Perlindungan Anak dalam Islam yang isinya hampir 300 halaman ini memuat berbagai topik terkait anak. Misalnya, bab I yang membahas perkawinan anak dan perkawinan paksa, yang menguraikan bagaimana sikap Islam terhadap perkawinan usia anak, esensi perbedaan pendapat tentang perkawinan usia anak, dan kawin lain mengulas tentang khitan atau pemotongan dan pelukaan genital perempuan; diskriminasi anak, pekerja anak, pelecehan seksual terhadap anak; hilangnya perlindungan keluarga dan isu anak itu, juga dibahas tentang kekerasan terhadap anak dalam lingkungan keluarga, kekerasan di sekolah dan institusi pendidikan; eksploitasi anak dalam konflik bersenjata dan kekerasan lainnya; perdagangan anak; dan kekerasan terhadap anak di televisi dan internet.
Abstract . Educational environment is needed in the education process, because the educational environment serves to support the process of teaching and learning, a comfortable environment and support for the implementation of an education is needed. The environment is distinguished into the biological environment, the non-living natural environment, the artificial environment and the social environment. Education is one of the first obligations for parents. In Islam, the person most responsible for the education of the child is the parent. The family is the "smallest people" who have leaders and members, has a division of work and work, and the rights and obligations of each member. The best exemplary education for children is if both parents are able to connect their child with the example of Rasûlullâh SAW, as uswah of all mankind. A positive school environment is a school environment that provides facilities and motivation for religious Environment, Education
A. SANAD DAN MATAN HADIS ٲخبرنا الحسين بن عبدالله بن يزيدالقطان, حدثنا ادم حدثنا موس بن مروان الرقي, حدثنا مبشر بن ٳسماعيل,عن الاوزاعي, عن الزھري, عن حميد بن عبد الرحمن, عن ٲبي ھريرۃ عن النبيصلىاللهعليهوسلم قال كل مولود يولد على الفطرة فٲبواه ٲن يھودانه ٲوينصرانه اويمخسانه A. MAKNA MUFRODAT مولود dilahirkan الفطرۃ fitrah ٲن يھودانه iyahud ينصرانه nasrani يمخسانه majusi B. TERJEMAHAN “ Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah maka orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. D. BIBLIOGRAFI PERAWI Al-Auza’i Beliauadalah Abu Amru Abdurrahman bin Amru bin Muhammad al-Auza’i ad-Dimasyqi, beliauadalahulamadariSyam yang kemudianberpindahkeke Beirut sampaiwafatnya, yangmendapatjulukanSyaikhul Islam. BeliaulahirtatkalasebagianparasahabatNabishollallohu yang terkenal di kota Hamadan, Damsyiq yang bernama Al-Auza’.Beliaulahirpadatahun 88 H, dikenalsebagai orang yang baik, utama, memilikibanyakilmu, baikdalambidanghaditsmaupunfikih, danucapanbeliaudipakaisebagaihujah. Beliau banyakbelajarkepadaparatabi’in yaitu orang-orang yang menuntut/menerimailmulangsungdariparasahabatRasululloh. Di antaranyaadalah Atha’ bin abiRabbaah, Abu Ja’far al-Baaqir, Qatadah, Bilal bin Sa’ad, Az-Zuhri, Yahya bin Abu Katsir, Ismail bin Ubaidillah bin AbulMuhajir, Muth’im bin al-Miqdam, Umar bin Hani’, Muhammad bin Ibrahim, Salim bin Abdulloh, SyadadabuAmmar, Ikrimah bin Khalid, Alqomah bin Martsad, Muhammad bin Sirin, Mauimun bin Mihran, Nafi’ maulaIbnu Umar, danmasihbanyaklagidariparaTabi’indan yang yang belajarkepadabeliau. Di antaramurid-murid yang meriwayatkandaribeliau, IbnuSyihabAz-Zuhri, Syu’bah, Sufyanats-Tsauri, Yunus bin Yazid, Malik, IbnulMubarok, Abu Ishaq al-Fazari, Yahya al-Qadhi, Yahya Al-Qaththan, Muhammad bin Katsir, Muhammad bin Syu’aibdanmasihbanyaklagi. Al-Auza’itidakmeninggalkanhartawarisanmelainkanuangsebanyak 6 153 H, dankebanyakanulamaberkatabahwabeliaumeninggalpadatahun 157 H di bulanShafar . Az-Zuhri Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Muslim bin Abdullah. Az-Zuhri meriwayatkan hadits bersumber dari Abdullah bin Umar, Abdullah bin Ja’far, Sahal bin Sa’ad, Urwah bin az-Zubair, Atha’ bin Abi Rabah. Ia juga mempunyai riwayat-riwayat yang mursal dari Ubadah bin as-Shamit, Abu Hurairah, Rafi’ bin Khudaij, dan beberapa lainnya. Imam al-Bukhari berpendapat bahwa sanad az-Zuhri yang paling shahih adalah az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya. Sedangkan Abu Bakar bin Abi Syaibah menyatakan bahwa sanadnya yang paling shahih adalah az-Zuhri, dari Ali bin Husain, dari bapaknya dari kakeknya Ali bin Abi Thalib”.Ia wafat di Sya’bad pada tahun 123 H, ada yang mengatakan ia wafat tahun 125 H . E. SABABUL WURUD Dari aswad katanya aku mendatangi rasulullah dan aku ikut perang bersamanya. Kami memperoleh kemenangan namun pada hari itu orang-orang terus saling berbunuhan sehingga merekapun membunuh anak-anak. Halitu disampaikan kepada rasulullah, maka rasulullah bersabda “ keterlaluan, sampai hari ini mereka masih saling membunuh sehingga banyak anak-anak terbunuh”. Berkatalah seorang laki-laki “ ya rasulullah, mereka adalah anak orang-orang musyrik” kata rasulullah; ketahuilah, sesungguhnya penopang kami adalah orang-orang musyrik itu. Jangan membunuh keturunan, jangan membunuh keturunan”. Kemudian beliaupun bersabda “ setiap anak dilahirkan, dilahirkan di atas fitrah suci. maka senantiasa ia berada dalam keadaan suci, sampai lidahnya berbicara. kedua orang tuanyala yang menjadikannya yahudi atau nasrani atau majusi”. Keterangan Maka manakala bayi itu dibiarkan pada keadaan dan tabiatnya, tidak ada pengaruh luar yang mempengaruhinya berupa pendidikan yang merusak atau taklid kepada kedua orang tuanya dan yang selainnya niscaya bayi tersebut kelak akan melihat petunjuk kearah tauhid dan kebenaran rasul saw dan hal ini merupakan gambaran atau nalar yang baik yang akan menyampaikannya kearah petunjuk dan kebenaran sesuai dengan fitrahnya yang asli dan dia kelak tidak akan memilih kecuali memilih-milih agama Ajaran yang hanif . F. KANDUNGAN HADIS Usaha-usaha pendidikan dan pengajaran harus dimulai sejak anak didik lahir ke dunia ini, anak adalah amanah Allah kepada orang tuanya. Fitrah anak yang mempercayai adanya Allah disalurkan sewajarnya,dibimbing dan diarahkan kepada rasa iman kepada Allah dan mencintai-Nya pula. Proses pendidikan dan pengajaran Tauhid harus dimulai sejak lahir anak ke dunia ini. Proses pendidikan dan pengajaran Tauhid terhadap anak harus diperhatikan orang tua. pendidikan dan pengajaran Tauhid itu melalui tiga proses yaitu Pembentukan pembiasaan Pembentukan pengertian Pembentukan budi luhur tahap pembentukan pembiasaan ini meliputi sejak ia lahir hingga sebagian masa sekolah. Pada masa ini anak memiliki kesukaan meniru hal yang dilihat dan didengarnya. Kecenderungan manusia untuk meniru belajar lewat peniruan menyebabkan ketauladan sangat penting. Kesukaan meniru inilah yang dimanfaatkan dan diarahkan pada pengenalan kepada Allah. Keteladan dalam pendidikan agama islam merupakan metode yang meyakinkan keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentuk moralspritual dan sosial anak. Hal ini adalah karena pendidikan merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam perbuatan serta tata santunnya. Disadari atau tidak disadari terpatri dalam jiwa dan perasaannya gambaran seorang pendidik, dan tercermin dalam ucapan dan perbuatan material dan spiritual. tahap pembentukan pengertian meliputi pada masa sekolah sampai menjelang remaja. Ada suatu hal yang perlu diperhatikanpada anak usia menjelang usia sekolah yaitu anak suka berkhayal, karenanya kekhayalannya itu perlu mendapat penyaluran pada pengenalan kepada remaja adalah masa peralihan dan persiapan untuk dewasa, anak diarahkan untuk pada penginsyafan tentang kenyataan , mengerti dan menyadari bahwa segala apa saja yang ada didunia ini adalah makhluk Allah, semuanya diciptakan oleh Allah. Apabila pertumbuhan dan perkembangan pengenalan kepada allah itu berjalan dengan baik dan lancar , segala kebiasaan yang baik jadi amalannya, maka dalam usia remaja terbentuklah rasa iman kepada allah kepada allah dengan mendalam dan lebih disempurnakan lagi pada usia dewasa yang dimatangkan dengan pendidikan dan pengajarannya atau pengalamannya. G. KELUARGA SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali memperoleh pendidikan. Bimbingan lingkungan keluarga merasa bertanggung jawab terhadap pembentukan waktu dan pertumbuhan jasmani anak. Setiap anggota keluarga mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing, mereka memberikan pengaruh pada proses pembiasaan pendidikan di dalam keluarga merupakan dasar yang berkelanjutan diteruskan pada pendidikan selanjutnya. Salah satu fungsi keluarga adalah melaksanakan pendidikan. Dalam hal ini orang tua adalah pengemban tanggung jawab pendidikan anak. Pendidkan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar tanggung jawab kodrati dan atas dasar kasih sayangyang secara naluriah muncul pada diri orang tua.
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa melalui pendidikan proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan modern sulit untuk diwujudkan. Lingkungan yang nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Dalam literatur pendidikan, lingkungan biasanya disamakan dengan institusi atau lembaga pendidikan. Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam al-Qur’an secara eksplisit, akan tetapi terdapat beberapa isyarat yang menunjukkan adanya lingkungan pendidikan tersebut. Oleh karenanya, dalam kajian pendidikan Islam pun, lingkungan pendidikan mendapat perhatian. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut 1 Apa saja hadits yang menerangkan tentang lingkungan pendidikan? 2 Bagaimana kandungan hadits yang menerangkan tentang lingkungan pendidikan? Adapun tujuannya sebagai berikut 1 Untuk mengetahui hadits yang menerangkan tentang lingkungan pendidikan. 2 Untuk mengetahui kandungan hadits yang menerangkan tentang lingkungan pendidikan. BAB II PEMBAHASAN A. Hadits yang Menerangkan Tentang Lingkungan Pendidikan Lingkuangan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia peserta didik. Pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Secara umum lingkungan pendidikan dapat membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Jadi, lingkungan juga memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan peserta didik, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, pengaruh lingkungan teman. 1. Lingkungan Keluarga عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مَوْ لُوْ دٍ إِلَّا يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَ بَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَا نِهِ كَمَ تُنْتَجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّوْ نَ فِيْهَا مِنْ جَدْ عَاءَ ثُمَّ يَقُوْلُ أَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِطْرَةَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَالنَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ متفق عليه Artinya Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw. Bersabda ”Tidak ada dari seorang anak Adam melainkan dilahirkan atas fitrah islam, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya beragama Yahudi atau beragama Nasrani atau beragama Majusi. Bagaikan seekor binatang yang melahirkan seekor anak. Bagaimana pendapatmu, apakah didapati kekurangan? Kemudian Abu Hurairah membaca firman Allah ar-Rum 30. Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah agama Allah. HR. Muttafaq Alaih 2. Lingkungan Masyarakat عن أبي سعيد الخدري – رضي الله عنه - ، قال سمعت رسول الله – صلى الله عليه وسلم - ، يقول من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه ، فإن لم يستطع فبقلبه ، وذلك أضعف الإيمان – رواه مسلم Artinya Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudry ra., beliau berkata “saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda “baramg siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman. Muslim. 3. Pengaruh Lingkungan Teman Sehubungan dengan pengaruh lingkungan teman, hadisnya yakni وَ عَنْ أَ بِيْ مُوْ سَى ا لأَ شْعَرِى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ " إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيْسِ الصَّا لِحِ وَجَلِيْسِ السُّوْءِ كَحَا مِلِ الْمِسْكِ وَنَا فِخِ الْكِيْرِ, فَحَا مِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِ يَكَ, وَإِمَّا أَنْ تَبْتَا عَ مِنْهُ, وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيِّبَةً. وَ نَا فِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَا بَكَ, وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا مُنْتِنَةً. متفق عليه Artinya Dari Abu Musa Al-Asy’ari bahwasanya Nabi SAW bersabda “Sesungguhnya perumpamaan bergaul dengan teman shalih dan teman nakal adalah seperti berteman dengan pembawa minyak kesturi dan peniup api. Pembawa minyak kesturi itu adakalanya memberi minyak kepadamu atau adakalanya kamu membeli daripadanya dan adakalanya kamu mendapatkan bau harum darinya. Dan peniup api itu adakalanya ia membakar kain bajumu dan adakalanya kamu mendapatkan bau busuk daripadanya.” HR. Muttafaq Alaih. B. Kandungan Hadits yang Menerangkan Tentang Lingkungan Pendidikan Kata abawah yang berarti kedua orangtua. Kata yuhawwidanih, yunashshiranih dan yumajjusanih berarti kedua orangtua mengajar dan menggiringnya menjadi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi. dengan demikian, terlihatlah betapa pentingnya peran keluarga atau orangtua dalam perkembangan anak.[1] Hadis diatas menjelaskan tentang status fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci dan islam baik anak seorang muslim ataupun orang non muslim. Kemudian orang tuanyalah yang memelihara dan memperkuat keislamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak muslim, seperti Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Hadis ini memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian seorang dibandingkan dengan factor-faktor pengaruh pendidikan lain. Kedua orang tua mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam mendidik anaknya. [2] Kesempurnaan fitrah dalam hadis sudah jelas baik fisik maupun non fisik. Dari segi fisik sudah ada ketentuan ciptaan dari Allah Swt. Apakah dari segi jenis kelamin, bentuk fisik, tinggi pendek, dan warna kulit. Jadi, Fitrah sangat memerlukan bantuan dan bimbingan pendidikan orang tua, orang dewasa, guru, pendidik dan pengajar dengan sadar bahkan lingkungan yang mendukung, karena tidak mungkin anak yang baru dilahirkan mengenal agama dengan sendirinya.[3] Tujuan akhlak dalam islam ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan kebaikan bagi masyarakat. Masyarakat dalam konteks penyelenggaraan pendidikan itu sendiri besar sekali perannya. Bagaimanapun kemajuanan keberadaan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada. Berikut ini adalah beberapa peran dari masyarakat terhadap pendidikan sekolah a Masyarkat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah. b Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat. c Masyarakatlah juga ikut menyediakan tempat pendidikan seperti perpustakaan, sekolah, kebun binatang dan sebagainya. d Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar. Disamping buku-buku pelajaran, masyarakat memberi bahan pelajaran yang banyak sekali, antara lain seperti aspek alami industri, perumahan, transportasi, perkebunan, petambangan dan sebagainya. 3. Pengaruh Lingkungan Teman Dalam hadis diatas diungkapkan dengan kata al-Jalis artinya teman duduk dimaksudkan bukan teman dalam duduk saja tetapi dalam segala hal, baik teman duduk maupun berdiri, teman se-iya atau sekata atau teman akrab. Sebagian ulama mengartikan kata”al-Jalis” dengan teman mujalasah duduk berbincang-bincang. Ada tiga kemungkinan jika kita berteman dengan pembawa minyak misik atau minyak kesturi. Pertama, “pembawa minyak itu adakalanya memberi minyak kepadamu” maknanya, dengan berteman sama orang shaleh kita akan mendapat pemberian rahmat atau manfaat dari Allah SWT dan mendapat contoh serta keteladanan yang baik dari orang saleh itu. Kedua, “Atau adakalanya kamu membeli daripadanya” maknanya, teman saleh itu mengajarkan kebaikan, selalu memberi nasehat, arahan, bimbingan, dan pembinaan juga selalu mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan, apabila melihat sesuatu yang tidak benar pada temannya diluruskan dan apa bila melihat temannya sedang menghadapi kesulitan dibantu dan sebagainya. Ketiga, “Dan adakalanya kamu mendapatkan bau harum darinya” maknanya, seseorang yang berteman dengan orang saleh, citranya terangkat menjadi harum atau terbawa harum sebab seseorang yang bersahabat dengan orang yang saleh dinilai baik atau saleh oleh masyarakat sekitarnya dan dihormati sebagaimana layaknya orang saleh. Menurut Muhammad Utsman Najati, selain orangtua, teman, atau orang yang terdekat juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembanga prilaku anak, terutama pada masa remaja. Teman sangat berarti bagi setiap manusia juga sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Ada yang buruk berubah menjadi baik setelah berteman dengan orang baik. Sebaliknya, tidak sedikit pula orang yang pada awalnya baik kemudian berubah menjadi buruk setelah bergaul denga teman yang buruk. [4] Ada dua persamaan sifat antara teman buruk dengan peniup api yaitu pertama, “Dan peniup api itu adakalanya ia membakar kain bajumu” maknanya, orang yang bersahabat dengan teman nakal akan terbakar kepribadiannya dan rusak akhlaknya. Banyak orang yang semula baik kepribadiannya, tetapi kemudian rusak karena pergaulan dengan teman yang tidak baik. Kedua, “Dan adakalanya kamu mendapatkan bau busuk daripadanya” adakalanya citra seseorang yang berteman dengan teman yang nakal menjadi busuk dan hancur. Demikian juga status sosialnya, orang itu dinilai rendah tidak berharga di tengah-tengah masyarakat sekalipun sebenarnya dia orang baik. BAB III PENUTUP Dari semua uraian yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut 1 Lingkungan pendidikan dapat membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Lingkungan juga memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan peserta didik, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan pengaruh lingkungan teman. 2 Status fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci dan islam baik anak seorang muslim ataupun orang non muslim. Kemudian orang tuanyalah yang memelihara dan memperkuat keislamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak muslim, seperti Yahudi, Nasrani, dan Majusi. 3 Dengan adanya dinamika yang terjadi dalam masyarakat, maka dibutuhkan kepedulian terhadap berbagai aspek yang ada dalam masyarakat. Hal itu merupakan tanggung jawab seorang individu dalam masyarakat di mana dia berada. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, beberapa pihak harus berupaya secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. 4 Teman sangat berarti bagi setiap manusia juga sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Ada yang buruk berubah menjadi baik setelah berteman dengan orang baik. Sebaliknya, tidak sedikit pula orang yang pada awalnya baik kemudian berubah menjadi buruk setelah bergaul denga teman yang buruk. Makalah ini dibuat supaya para pembaca banyak mengetahui lingkungan pendidikan yang sebenarnya. Sehingga, makalah ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan dapat bermanfaat bagi kita semua amiin. DAFTAR PUSTAKA Bukhari, Umar. 2014, Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadis, Jakarta Amrah. Majid Khon, Abdul. 2012, Hadis Tarbawi, Jakarta Kencana Prenada Media Grup. [1] Bukhari Umar, 2014, Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadis, Jakarta Amrah, Hal. 169. [2] Abdul Majid Khon, 2012, Hadis Tarbawi, Jakarta Kencana Prenada Media Grup, Hal. 68 [4] Bukhari Umar, Loc. cit, Hal. 171-172
hadis tentang lingkungan pendidikan